Salah
satu bahasan penting dalam fiqh sholat adalah menjaga kekhusyukan di dalamnya.
Bahkan disebutkan oleh Imam Ibnu Qudamah al-Maqdasy dalam kitabnya Mukhtasor
Minhajul Qashidin, bahwa kekhusyukan adalah ‘puncak kebaikan’ dari adab-adab
sholat yang kita kerjakan. Barangkali ini adalah sebuah jawaban, mengapa banyak
orang yang shalat belum berhasil menjaga dirinya dari dosa dan kemaksiatan,
sementara Al-Quran begitu jelas menggambarkan fungsi sholat :
إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ (سورة العنكبوت: 45)
Artinya : “ Sesungguhnya sholat itu mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar “ (QS Al-Ankabut : 45)
Karenanya menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap
muslim, untuk mengevaluasi kembali shalat yang dijalani selama ini. Apakah
sudah mendapati kekhusyukan dalam sholatnya, atau masih sering menjadikan
sholat sebagai rutinitas biasa yang nyaris tidak berkesan apapun terhadap
dirinya ?. Setiap muslim tentu harus berusaha untuk meningkatkan kualitas
sholatnya dari hari ke hari. Bukan hanya mengerjakan syarat dan rukunnya saja,
tetapi berusaha mengejar kekhusyukan di dalam sholat, agar lebih optimal
pengaruh dan pahala yang ia dapatkan. Karena itu, cukup penting bagi kita untuk
mendalami bahasan ulama seputar hal-hal yang mengarahkan kita pada kekhusyukan
dalam sholat.
Urgensi Khusyuk dalam Sholat
Jika ditanyakan kepada kita, mengapa harus
khusyuk dalam sholat ? Bukankah cukup bagi kita mengerjakannya dengan memenuhi
syarat dan rukunnya saja, lalu kita terlepas dari kewajiban dan terbebas dari
dosa?. Maka untuk menjawabnya bisa kita renungi beberapa dalil yang menunjukkan
urgensi atau pentingnya kekhusyukan dalam sholat, diantaranya :
1. Sholat
Khusyuk adalah indikator keberuntungan seorang mukmin
Kekhusyukan dalam sholat adalah salah satu syarat
keberuntungan seorang yang beriman. Allah SWT berfirman :
قدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ
فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2)
Artinya : “sungguh telah beruntung orang-orang
yang beriman, (yaitu) yang khusyuk dalam sholat-sholat mereka “ (QS Al-Mukminun
1-2)
2.Termasuk sifat Munafik yaitu lalai dan tidak
khusyuk dalam sholatnya
Sebaliknya, bagi mereka yang lalai (sahun) dalam
sholatnya, baik lalai dari sisi waktu maupun kekhusyukannya, diancam dengan
kecelakaan di akhirat nanti. Allah SWT berfirman :
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ
صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
Artinya : “ kecelakaan bagi orang-orang yang
sholat, (yaitu) yang lalai dari sholatnya “ (QS Al-Maun 4-5)
Ayat diatas turun berkaitan dengan orang-orang
munafik di Madinah yang menunda-nunda waktu sholat ashar hingga menjelang
terbenamnya matahari.
3. Sholat
Khusyuk akan menggugurkan dosa-dosa kita
Rasulullah SAW bersabda : “ Barang siapa yang
berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian sholat dua rekaat dan tidak
lalai di dalamnya, maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu “ (HR Abu
Dawud)
4. Khusyuk
menjaga keutuhan pahala Sholat kita
Meskipun kita sholat dengan berjamaah di masjid,
ternyata tidak semuanya mendapatkan pahala yang sama. Semua bergantung dengan
kualitas kekhusyukan seseorang. Rasulullah SAW bersabda : “ Sesungguhnya
seseorang yang keluar dari tempatnya sholat, dan tidaklah dicatat baginya
pahala (sholatnya) kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, sepertujuhnya …..
seperempat, dan setengahnya” (HR Abu Daud)
Kiat Khusyuk dalam Sholat
Disebutkan dalam Tafsir Al-Wasith yang ditulis
oleh Syeikh Al-Azhar, Muhammad Ali Tonthowi , makna khusyuk adalah : “
ketakutan dalam hati kepada Allah SWT, yang terlihat pada anggota badan,
menjadikannya tenang dan merasakan bahwa berdiri menghadap Allah SWT “. Tentu
saja ini adalah pekerjaan yang berat dan harus dilatih terus menerus. Beberapa
langkah untuk lebih khusyuk dalam sholat, secara umum telah dibahasa
dalam beberapa kitab fiqh bab sholat, diantaranya sebagai berikut :
1. Menyadari fungsi dan
pentingnya sholat : sehingga ia tidak lagi merasa sholat sebagai sebuah
kewajiban, tetapi sebagai sebuah kebutuhan yang akan berakibat baik bagi
dirinya sendiri, di dunia maupun akhirat.
2. Istihdhor al-Qalb (
Konsentrasi ) : yakni mengosongkan hati dari hal hal yang mengganggu dan
mencampuri konsentrasi ketika sholat. Karenanya disyariatkan niat di awal
sholat sebagai pintu awal menata hati dan menghadirkannya. Rasulullah SAW juga
mengingatkan godaan syetan ketika manusia tengah sholat . Dari Utsman bin Abi
Ash, ia mendatangi Rasulullah SAW dan mengatakan : “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya syaitan telah menghalangi shalatku dan mengganggu bacaanku”.Maka
Rasulullah SAW berkata : “ itu adalah syaitan yang bernama Khonzab, jika engkau
merasakan maka bertaawudzlah (minta perlindungan kepada Allah), dan meludahlah
ka arah kiri tiga kali “ (HR Bukhori)
3. Tafahum li ma’nal Kalam (
Mengetahui Arti lafal) : Dengan memahami makna bacaan yang kita lafalkan, maka
akan membantu kekhusyukan dalam sholat, karena kita menghayati sepenuhnya
doa-doa yang ada di dalamnya.
4. Ta’dzhiim lillah (
Penghormatan & Pengagungan ) : Yaitu merasakan keagungan Allah dan
sebaliknya kekerdilan kita sebagai hambanya. Hal ini akan memunculkan ketakutan
saat sedang menjalani Sholat. Tidak ada kesombongan sedikitpun saat kita
sholat.
5. Roja wal Khouf ( Harap-harap
Cemas) : Yaitu berhati-hati dalam sholat, berusaha membaguskannya seoptimal
mungkin karena kita berharap bahwa sholat kita ini bisa diterima oleh Allah
SWT. Sementara Allah SWT berfirman :
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Artinya : “ Sesungguhnya yang dikabulkan oleh
Allah SWT adalah amal orang-orang bertakwa “ (QS Al Maidah 27)
6. Dzkirul Maut ( Mengingat
Mati ) : Kita merasa bahwa sholat kita ini adalah yang terakhir yang akan kita
kerjakan, dimana setelahnya malaikat maut datang menjemput ajal kita. Perasaan
ini menumbuhkan suasana kebatinan yang luar biasa, membantu sholat kita jauh
lebih khusyuk dari sebelumnya. Karenanya, Rasulullah SAW bersabda :
اذكر الموت في صلاتك ، فإن الرجل إذا ذكر الموت في
صلاته لحري أن يحسن صلاته، و صل صلاة رجل لا يظن أن يصلي صلاة غيرها "
Ingatlah mati dalam sholatmu , karena sesungguhnya jika orang mengingat mati dalam sholatnya tentu ia akan memperbagus sholatnya. Shalatlah seperti orang tidak yakin ia akan dapat melakukan sholat selainnya. (HR Dailami, dishahihkan oleh Albani)
Selain
langkah-langkah di atas, syariat kita juga menganjurkan sunnah-sunnah
tertentu yang semuanya mengarah menuju optimalisasi kualitas sholat. Ada
hal-hal yang dianjurkan : seperti bersiwak, memakai pakaian yang baik, berdoa
ketika melangkah ke masjid. Ada pula hal-hal yang dilarang dan dimakruhkan,
seperti : larangan makan makanan berbau menyengat, larangan sholat dalam
kondisi menahan hajat, dan lain sebagainya. Jika semua ini dijalankan dengan
baik, insya Allah akan membantu kita untuk menggapi sholat yang lebih khusyuk.
Semoga Allah SWT memudahkan. Wallahu a’lam bishhowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar